RSS

Menyingkap Kekayaan Anggrek Meratus Gunung Raya

Menikmati keindahan anggrek si "Ratu Bunga" di habitat aslinya tak kalah asik dengan liburan atau rekreasi di tempat-tempat wisata. Meski diperlukan tenaga dan semangat ekstra, semuanya akan terbayar manakala kuntum-kuntum anggrek yang merekah menyapa kita. Berikut pengalaman menjelajahi Gunung Raya yang merupakan bagian dari gugus pegunungan meratus yang ada di Pulau Kalimantan.

foto pemandangan sungai
Menyusuri Sungai

Kalimantan adalah salah satu pulau di Indonesia yang di yakini memiliki kekayaan plasma nutfah terbesar kedua setelah Irian Jaya. Pulau ini  merupakan surga bagi berbagai flora dan fauna. Tak terkecuali anggrek spesies.
jenis-jenis anggrek meratus
Anggrek Bulbophyllum auratum
Di antara 4 provinsi  yang berada di pulau Kalimantan tersebut, Kalimantan Selatan adalah salah satu provinsi yang memiliki kekayaan anggrek yang luar biasa. Tersebar di hutan-hutan pegunungan Meratus yang membentang sepanjang ± 600 km. Dari arah tenggara dan membelok ke arah utara hingga perbatasan Kalimantan Timur.
gambar anggrek-anggrek meratus
Anggrek Gastrochillus sp
Secara geografis kawasan Pegunungan Meratus terletak di antara 115°38’00" hingga 115°52’00" Bujur Timur dan 2°28’00" hingga 20°54’00" Lintang Selatan. Pegunungan ini melintasi sekitar 9 kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan. Yakni Hulu Sungai Tengah (HST), Balangan, Tanah Bumbu, Hulu Sungai Selatan (HSS), Tabalong, Kotabaru, Tanah Laut, Banjar dan Tapin.
keragaman hayati indonesia
Kekayaan Flora Indonesia
serangga unik kalimantan
Serangga unik dari pegunungan Meratus
Meski sama-sama di lalui oleh gugus Pegunungan Meratus, ternyata setiap daerah memiliki anggrek dengan karakteristik khas, meskipun beberapa anggrek lainnya bersifat umum dan bisa ditemukan hampir di semua daerah di hutan Meratus. 

Sekitar penghujung tahun 2010 lalu admin Merantau berkesampatan melakukan observasi ke Gunung Raya, salah satu bukit yang berada di wilayah administratif kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan. Kawasan ini sendiri merupakan sisa-sisa hutan yang masih terbilang asli, terjepit di antara aktifitas pertambangan serta Hutan Tanaman Industri (HTI). Banyak pengalaman menarik yang ditemui dan diantaranya yang paling berkesan adalah menjumpai kehidupan serangga eksotis khas hutan tropis serta menyaksikan dari dekat beragam jenis anggrek spesies yang mempesona.
membedakan jalan binatang dan jalan setapak
Jalur trek observasi anggrek
Pagi-pagi admin merantau bersama tim enviro salah satu perusahaan tambang yang beroperasi tidak jauh dari lokasi berangkat dari camp. Maklum jarak tempuh ke Gunung Raya lumayan jauh, dengan mengendarai kendaraan dobel cabin kami menyusuri jalan yang di lalui truk-truk pengangkut kayu hasil hutan industri. Hujan yang mengguyur sehari sebelumnya membuat beberapa titik ruas jalan menjadi sangat licin dan hampir mustahil di lewati kendaraan biasa.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 90 menit kami akhirnya tiba di perkampungan. Selain mengumpulkan informasi tentang lokasi yang akan di tuju, kami juga meminta salah seorang warga yang mengenal baik wilayah Gunung Raya untuk menjadi guide. Jarak tempuh dari perkampungan ke lokasi cukup dekat, hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit sudah tiba di lokasi. Untuk mempersempit area observasi kami memilih rute menyusuri tepian sungai. Airnya sangat jernih dan sejuk, beberapa pohon besar yang tumbuh condong kesungai menciptakan view yang luar biasa. Keindahan tersebut menjadi semakin lengkap dengan adanya beragam jenis anggrek yang menempel di dahan-dahan berpadu dengan tumbuhan paku dan lumut.

Anggrek-anggrek spesies Meratus yang bisa di jumpai di sekitar Gunung Raya antara lain Aerides odorata (anggrek kuku macan), Acriopsis lilifolia (Anggrek bawang), Bulbophyllum auratum, Bulbopihyllum macranthum, Cymbidium finlaysonianum, Cleisostoma sp, Dendrobium spurium, Dendrobium secundum (anggrek sikat), Dendrobium lamellatum, Eria sp, Flickingeria sp, Gastrochilus sp, Grosourdya sp, Liparis sp, dan Thrixpermum sp, Spathoglottis plicata, dll.

Tidak mudah menggambarkannya dalam kata-kata, kesempatan bisa menginjakan kaki berada di tengah-tengah hutan dengan kekayaan hayati yang berlimpah akan membuat kita rindu untuk kembali kesana. Bagi yang pernah mengalami hal serupa, pastinya akan sedih dan prihatin manakala mendengar atau menyaksikan pengrusakan hutan. Mari bersama jaga dan lestarikan hutan Indonesia agar tetap lestari hingga generasi-generasi berikutnya.

Catatan : Laporan perjalanan observasi anggrek di Gunung Raya Kalimantan Selatan ini juga pernah di terbitkan di majalah Flona.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Comments
0 Comments

0 komentar: