RSS

Menjelajah Gunung Balu di Desa Nateh Barabai

Gunung Balu sebenarnya tidak dikembangkan sebagai objek wisata atau tempat rekreasi melainkan salah satu daerah eks tambang marmer. Gunung Balu (lebih tepatnya bukit) terletak di desa Nateh kecamatan Batang Alai Timur, Kabupaten Barabai Kalimantan Selatan. Seperti namanya, kawasan ini merupakan bukit dengan komposisi utama berupa batu yang kemungkinan banyak mengandung mineral kalsit.
Pemandangan Alam Barabai
Pemandangan dari puncak Gunung Balu, Desa Nateh
Apa yang menarik di Gunung Balu?. Sebenaranya kenapa saya bisa menginjakan kaki disana tidaklah secara sengaja. Berawal dari ajakan salah seorang kawan yang sedang menyusun tugas akhir untuk skripsi yang kebetulan mengambil tema ekologi di daerah tersebut. Akhirnya berangkatlah kami pada hari yang di jadwalkan. 

Bukit Gunung Balu, Barabai
Berangkat ke Lokasi
Start dari Banjarmasin artinya kami harus menempuh perjalanan lebih dari 180 km, untuk jarak sejauh itu ditambah waktu untuk istirahat ngopi setidaknya perlu 4 jam untuk bisa sampai di lokasi. Setelah melewati perjalanan cukup panjang kami akhirnya tiba di desa Nateh. Hari sudah sore itu berarti tidak mungkin untuk langsung melakukan treking. Rupanya kawan-kawan sudah melakukan survey beberapa hari sebelumnya sehingga sudah mempersiapkan segala sesuatunya termasuk tempat kami menginap.
Lokasi tambang marmer di Kalimantan Selatan
Bongkahan-bongkahan Marmer tampak dari atas

Tambang Marmer di Kalimantan Selatan
Mahasiswa Peneliti di Ex Tambang Marmer desa Nateh
Terserang Demam
Bagi saya Desa Nateh adalah desa yang bersahaja dan masih memegang nilai-nilai kearifan lokal dengan baik. Keseharian mereka mengais rejeki dari alam akan menjadi pemandangan yang tidak akan ditemukan tatkala anda berada ditengah hiruk pikuk perkotaan. Sayang rupanya keadaan kurang berpihak kepada saya. Pagi itu kesejukan Desa Nateh yang berada di kaki pegunungan Meratus tidak saya rasakan karena demam. 
Cymbidium dapat tumbuh secara saprofit
Anggrek Cymbidium yang tumbuh diantara serasah
Memaksakan Diri
Tim tampak sudah bersiap termasuk bekal perjalanan untuk seharian penuh menjelajah Gunung Balu, mendokumentasikan serta mengambil beberapa spesimen tumbuhan obat, anggrek dan rotan untuk keperluan identifikasi. Sebenarnya beberapa teman menyarankan agar tetap tinggal di penginapan, namun saya menolak dan tetap memaksakan diri ikut tim. Meski kecil, G.Balu ternyata memiliki trek yang sulit, curam dan banyak batu-batu tajam. Sebenarnya trek seperti ini bukan masalah, andai saja tubuh ini dalam keadaan fit. Beberapa kali saya harus merebahkan diri diantara serasah entah lantaran kelelahan atau efek obat penurun demam yang tadi diminum sebelum berangkat. 
Anggrek Barabai Kalsel
Anggrek (mungkin dari genus Phaius di Gunung Balu
Tiba Di Puncak
Dalam keadaan "sekarat" di tengah demam yang semakin meninggi, kami akhirnya tiba di puncak G.Balu. Luar biasa, meski bukit ini hampir seluruhnya berupa batu ternyata ada banyak pepohonan yang dapat tumbuh. Beberapa anggrek tampak tumbuh baik, menempel di cabang-cabang pohon. Sebagian jenis lain bersama herba rupanya hidup sebagai saprofit menyerap nutrisi dari daun dan ranting yang telah lapuk. Untuk hewan keragamannya memang relatif lebih rendah, selain serangga, molusca, arthropoda kecil serta beberapa jenis kadal hanya ada burung yang bisa kami temui. 
jenis anggrek yang ada di barabai
Anggrek Epifit di Gunung Balu, Desa Nateh, Barabai
Ahli Tanaman Obat
Sebenarnya saya merasa tidak enak kepada kawan-kawan karena tidak bisa berbuat banyak untuk membantu pengambilan data mereka, justru malah merepotkan. Hari tampak mulai gelap, lokasi desa yang diapit bebukitan membuat cahaya matahari lebih cepat menghilang. Beberapa kami sudah tiba di tempat penginapan, yang lainnya masih berada di kawasan ex tambang marmer di Gunung Balu untuk mengambil data pengamatan Arthropoda tanah. Di penginapan tampak seorang pria paruh baya sudah menunggu, rupanya beliau (saya lupa namanya) adalah penduduk setempat yang memiliki pengetahuan mumpuni tentang tumbuhan obat. Tanpa ragu setiap spesimen yang disodorkan kepada beliau langsung di jelaskan fungsi dan manfaatnya dalam hal pengobatan tradisional. Sesekali beliau meraba dan mencium spesimen tersebut untuk memastikan bahwa tanaman tersebut memang sesuai dengan yang dimaksud.
ahli tanaman obat kalsel
Beliau saya sebut ahli tanaman obat karena pengetahuannya tentang
tanaman berkhasiat obat 
Tidur Lebih Cepat
Waktu baru menunjukan pukul 20.30 Wita, usai makan malam kawan-kawan tampak asik kembali berkutat dengan tugas masing-masing. Ada yang masih mengidentifikasi spesimen, ada pula yang mencocokan data, sebagian lagi mengawetkan spesimen dalam bentuk herbarium kering ataupun awetan basah. Entah sampai berapa lama mereka masih beraktifitas, yang jelas mata saya terasa sangat berat untuk tetap terbuka. Efek obat pemberian pa Dharmono, dosen yang ikut dalam rombongan tersebut rupanya cukup manjur untuk membuat saya bisa beristirahat lebih cepat dan tentunya mengusir demam. 
Pagi keesokan harinya Kami berkemas pulang, sedikit kurang puas rasanya lantaran perjalanan kali ini tidak bisa dinikmati secara penuh. Ingin rasanya kembali di lain waktu dan kesempatan, apalagi Barabai juga memiliki beberapa tempat wisata yang cukup menarik seperti, Gua Berangin, Pagat (wisata arus sungai), Lok Laga, Pemandian Air Panas Hantakan, serta beberapa objek wisata lainnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Comments
0 Comments

0 komentar: